Seorang gadis mengenakan daster
berkacamata, duduk di ruang makan keluarga. Di sebelah kanannya sebuah gadget
hampir kekinian berjarak hanya 5cm dari laptop yang menyita perhatiannya. Sisi kanan,
buah naga yang sudah dikulitinya menganga tanpa isi. Ya! Gadis pembunuh buah
naga itu memakan seluruh isi buah naga, bibirnya nampak belepotan merah bak
balita memakan gincu ibunya.
Dia hanya sendiri malam itu,
sebagaimana malam-malam sebelumnya yang ia habiskan bersama dengan buku diary
dan impian-impian melangitnya. Buku diarynya ada pula diatas meja, tepat
didepannya, agak dibelakang leptop mungil. Jari-jarinya menari-nari dan
membunyikan keyboard, nampaknya ia sedang menulis sesuatu, ia memang suka
seperti itu, terlihat menulis padahal akan ia hapus lagi, begitu seterusnya. Ia
memang hanya cocok menulis di buku harian dengan tulisan latin yang hanya
nampak sedikit artisty ketika menggunakan pulpen boxy, selebihnya tulisannya
akan sangat kacau tanpa pulpen itu, begitulah menurutnya.
Gadis ini memang sering
menghabiskan malam sampai larut, memikirkan dunia seakan-akan seisi dunia
sanggup dipikirkannya. Kadang ia memikirkan petani yang dijumpainya dijalanan,
kakek yang mengayuh sepedah, ibu-ibu bermotor yang pergi ke pasar dengan lampu
sen kanan tapi malah membelok ke kiri, anak-anak keling yang berlari-lari
dengan ingusnya dijalanan kota, kapitalis amerika yang menurutnya bangsat, kaum
rohingya, angelina jolie yang menjadi duta pbb, gosip keluarga, perjodohan
temannya, omnya yang dianggap gila, kakaknya yang bersedih, orang tuanya yang
menunggu bakal mantu, dan bahkan nasib buah naga yang barusan dilahapnya. Gadis
ini selain pemakan segala juga pemikir segala. Begitulah tragisnya isi kepala
si gadis.
Dunianya sebenarnya cukup ideal,
ia bahkan masuk takaran seorang gadis normal. Tapi, jika seseorang mengenalnya,
sungguh dalam dirinya terdapat daya yang meraung-raung minta dikeluarkan, entah
bagaimana dan kapan waktunya daya itu bebas membebaskan belenggunya dari
keresahan ditengah kebahagiaannya yang semu. Suatu hari, si gadis dengan daya dalam dadanya itu percaya akan mengelana jauh meninggalkan tanah kelahirannya, menjadi petualang dan seorang diaspora.
Komentar
Posting Komentar
Ditunggu cint comentnya :D